Sheriff Tiraspol, secara mengejutkan berhasil mengalahkan tim raksasa Spanyol, Real Madrid dalam pekan kedua penyisihan grup D, Liga Champions 2021/2022.
Dalam laga yang digelar di Santiago Bernabeu tersebut, Sheriff Tiraspol sukses mengungguli Real Madrid dengan skor 1-2 pada Rabu, (29/9/2021) dini hari.
Di laga sebelumnya, tim debutan di Liga Champions tersebut juga berhasil meraih tiga poin saat bertanding melawan tim asal Ukraina, Shakhtar Donetsk.
Sheriff Tiraspol pun sekarang berada di puncak klasemen grup D Liga Champions 2021/2022 dengan torehan 6 poin, unggul tiga angka dari Real Madrid, dan lima angka dari Inter Milan.
Sebuah torehan yang luar biasa untuk tim yang baru pertama kali mengikuti ajang paling bergengsi di Eropa tersebut.
Itu menjadikan tim asuhan Yuriy Vernydub tersebut, menjadi tim yang diperhitungkan untuk menjadi kuda hitam dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions 2021/2022.
Yang menjadi pertanyaan, siapa sebenarnya Sheriff Traspol ini?
Sejarah Sheriff Tiraspol
Dilansir lastwordonsports, Sheriff Traspol Pertama kali dibentuk pada tahun 1996, mereka bisa dibilang tim kemarin sore karena baru berusia 25 tahun, klub ini awalnya bernama FC Tiras Tiraspol.
Pada 4 April 1997, seorang polisi rahasia Uni Soviet, Victor Gusan pendiri sebuah perusahaan keamanan di wilayah Transnistria datang ke FC Tiras Tiraspol.
Kedatangannya bukan untuk menjadi fans baru FC Tiras Tiraspol saja, namun lebih dari itu, ia datang untuk berkontribusi dengan klub tersebut untuk menjadi sponsor utama.
Akhirnya, dengan hadirnya Victor Gusan sebagai sponsor utama, nama klub pun diganti.
Kata “Tiras” diganti dengan “Sheriff”. Dan jadilah Sheriff Tiraspol yang kita kenal sekarang.
Sheriff Tiraspol merupakan klub asal Moldova yang berbasis di wilayah sempalan bernama Transnistria.
Akan tetapi, Transnistria bukanlah bagian dari negara Moldova.
Transnistria merdeka secara de facto, namun, negara yang mendeklarasikan diri pada 25 Agustus 1991 itu, tidak diakui secara de jure.
PBB tidak mengakui Transnistria sebagai negara.
Oleh sebab tidak diakuinya negara Transnistria oleh PBB, membuat tim berjuluk The Yellow-Black tersebut masuk ke dalam Liga Moldova.
Sejak di tangan Gusan, Sheriff Tiraspol berubah menjadi tim raksasa di Liga Moldova.
Mereka sukses menguasai kompetisi sepak bola di sana. Sepanjang 21 musim digelarnya Liga Moldova, The Yellow-Black berhasil mengoleksi 19 gelar.
Kiprah di ajang Eropa
Dilansir Transfermarkt, nilai skuad Sheriff Tiraspol hanya berkisar 12,38 juta euro atau Rp 218 miliar.
Itu membuat The Yellow-Black menjadi tim paling miskin di Liga Champions musim 2021/2022.
Klub yang berbasis di perbatasan antara Moldova dan Ukraina tersebut, sebenarnya sudah beberapa kali tampil di babak play off Liga Champions.
Namun, dari ketiga kali penampilannya di babak play off, Sheriff Tiraspol kalah dari Olimpiakos, FC Basel, dan raksasa Polandia, Legia Warsawa.
Hebatnya, di Liga Champions musim ini Sheriff Tiraspol mampu tampil mentereng sejak babak kualifikasi.
Mereka sanggup menghancurkan tim Albania, Teuta.
Lalu mengalahkan juara Armenia, Alashkert. Sebelum memasuki babak play off, Sheriff Tiraspol menghentikan langkah mantan juara Eropa dari Serbia, Red Star Belgrade.
Pada babak play off, mereka harus menghadapi tim yang sudah sering berkiprah di ajang Liga Champions, Dinamo Zagreb.
Akan tetapi, klub raksasa Kroasia itu justru dipermalukan 3-0 di kandang Sheriff Tiraspol pada leg yang pertama.
Dan di leg kedua, The Yellow-Black berhasil menahan imbang Dinamo Zagreb dengan skor 0-0.
Tiket Liga Champions pertama kali sepanjang sejarah pun berhasil mereka raih dengan perkasa.
Di Liga Moldova, Sheriff Tiraspol adalah klub yang sangat produktif dalam mengoleksi gelar.
Dari musim 2015/2016, The Yellow-Black tak pernah absen menjadi juara di Liga Moldova, Divizia Nationala.
Bahkan, sejak musim 2014/2015, tim ini rajin menambah koleksi gelar Piala Moldova yang kini menjadi 10 gelar, dan Piala Super Moldova dengan 7 kali juara.
Dengan penampilan sementereng itu, bukanlah hal yang mengejutkan jika Sheriff Tiraspol lolos ke putaran final Liga Champions Eropa.
Namun, kiprah mereka tidak terlalu beruntung saat pembagian grup Liga Champions, mereka berada satu grup bersama tim-tim besar eropa.
The Yellow-Black satu grup dengan Inter Milan, Real Madrid, dan Shaktar Donetsk di Liga Champions musim ini.
Setelah sebelumnya satu pot dengan Besiktas, Dynamo Kiev, Malmo, Club Brugge, dan klub-klub tidak diperhitungkan lainnya.
Datang sebagai tim debutan yang tak diperhitungkan, dan berasal dari wilayah antah berantah, tak membuat Sheriff Tiraspol berkeringat dingin.
Mereka justru mampu tampil percaya diri dengin tekat dan semangat yang mereka bawa.
Dua kali bermain, dua kali juga mereka meraih kemenangan melawan Shaktar dan Real Madrid.
Tim yang disebutkan kedua merupakan peraih tittle terbanyak gelaran Liga Champions dengan torehan 13 trofi.